30DaysWritingChallenge

PEMENANG HATI

Siapapun yang memenangkan hatiku, pasti telah berusaha dengan sungguh-sungguh.

Perempuan keras kepala, suka ngatur-ngatur seperti ibu guru, dan juga tak mau kalah ini memang bukanlah perempuan sempurna. Bukan juga perempuan yang diperebutkan banyak pria karena kecantikannya. Hanya perempuan yang terlihat garang dan keras di luar, tetapi sungguh cengeng aslinya.

Terlahir dari keluarga Batak yang menjunjung tinggi nama baik dan harkat-martabat keluarga, aku sering tak diberi pilihan untuk menjadi lemah dan pemalu. Aku telah dididik dengan keluarga yang lumayan berantakan, tetapi beruntung aku anak pertama. Waktu aku kecil, ayah-ibuku masih akur. Bukan, ini bukan cerita untuk mencari siapa yang salah, atau siapa yang menyebabkan semua ini berantakan. Hanya dampaknya, pada hidupku.

Berbekal 7.900 rupiah aku mengetik cerita ini untuk menceritakan sayembara untuk mendapatkan hatiku. Tentu sayembara ini tidak ada hadiah tambahan selain melihat aku tersenyum bahagia dan menyayangi kamu, pemenangnya. Baiklah kumulai saja.

Aku suka sekali uang, well, siapa sih yang tidak? Tetapi kamu tidak bisa membeli hatiku dengan uang itu. Yang kamu bisa adalah membeli waktu untuk duduk berdua denganku sambil minum kopi kesukaan kita. Atau menikmati duduk-gak-ngapa-ngapain yang sering disebut dengan buang-buang waktu oleh para pendahulu kita.

Aku suka juga dengan kejujuran. Kadang manis, kadang pahit, kejujuran itu mirip main tebak-tebakkan. Aku lebih suka menelannya agar bisa tidur nyenyak. Hidupku tak tahu berapa lama, tapi paling sakit apabila kita hidup dengan seorang pembohong. Apa jadinya hidup bertahun-tahun dibahagiakan dengan kebohongan? Aku sama sekali tak pernah membayangkannya, dan berharap tak akan pernah mengalaminya.

Selain kejujuran, aku suka sekali jalan-jalan. Seluruh obrolan kita tentang jalan-jalan pasti akan menyenangkan. Apalagi kalau merencanakan liburan berdua dan kau yang bayar semuanya (Haha! Just kidding.). Berjalan-jalan tanpa rencana juga aku suka saja. Asalkan tetap bertanggung jawab dan tak menyusahkan siapa-siapa.

Mudah kah? Sebenarnya menciumku itu mudah, merayuku yang mahal. Seperti yang pernah kutuliskan pada setiap sajakku. Sudah siapkah kau jatuh cinta?

Day 17 of 30 Days Writing Challenge: Ways to Win My Heart.

Leave a comment